Wednesday, January 25, 2012

Kaligua–hari kedua kerja lapangan

Entah mengapa, di hari kedua kerja lapangan ini, terasa sangat berbeda dengan hari sebelumnya. Angin kencang berhembus sepanjang hari, membuat keadaan menjadi semakin mengerikan. Tinggal di kamar menjadi pilihan paling tepat untuk menghindari risiko di luar yang tidak bisa diduga. Inilah suasana alam di kebun Kaligua hari ini (25 Januari 2012).

Selama seharian ini, listrik padam. Efeknya adalah hapeku tidak mendapatkan sinyal. Padahal operator yang aku pakai selalu menggembor-gemborkan bahwa sinyalnya paling kuat dengan jangkauan paling luas. Memang benar, jangkauannya luas dan sinyal kuat, sampai di atas perbukitan juga masih ada sinyalnya. Namun ketika terjadi mati listrik, sinyal juga mati. Tak apalah sebenarnya, namun ini juga mempersulit komunikasi dengan mereka yang berada jauh di sana.

Hawa dingin di kebun Kaligua ini rasanya terlalu dingin. Hawa dingin ini serasa merangsang untuk tidur dan makan. Ya, kalau untuk makan memang di tempat dingin ini dibutuhkan kalori untuk mempertahankan suhu tubuh. Tapi kalau tidur, janganlah. Terlalu banyak tidur tidak baik, apalagi di tempat yang dingin seperti di Kebun Kaligua ini. Bisa mati kedinginan nanti. Hahaha. (walaupun tidak seekstrem itu dampaknya).

Yang perlu diceritakan lagi adalah air. Ya, air. Air di Kaligua ini sangat dingin. Bahkan di siang hari, air terasa sangat dingin. Ini membuatku agak malas untuk mandi, terutama mandi pagi. Jujur saja, selama hampir lima hari tinggal di Kaligua ini, aku baru mandi tiga kali. Dua hari pertama, wah, belum berani mencoba untuk mandi. Sangat ekstrem dan perlu adaptasi. Ya, hari kedua aku mulai mencoba mandi. Itupun masih jam 9 pagi, tapi rasanya, ekstrem dingin. Hari ketiga, jujur saja aku tidak mandi, hehe. Baru di hari keempat, jam 7 pagi sudah mandi dan mulai kerja lapangan. Hari kelima, wah, mandi jam 6:45 dan berangkat kerja lapangan jam 7, di tengah badai angin kencang ini. Membicarakan tentang mandi memang luar biasa. Sensasi dingin yang mencekam ini menjadi suatu penghalang untuk mandi pagi, hehe.

Masih tentang badai angin kencang hari ini. Ya, memang terjadi sejumlah kerusakan di sini, maksudku di Kaligua ini. Naungan yang berada di lokasi pembibitan mengalami kerusakan. Parah sekali, sampai mandor yang bertugas di pembibitan teh, Pak Sagyo namanya, sibuk mengatur anak buahnya untuk memperbaiki naungan tersebut. Memang pembibitan teh seharusnya berada di tempat yang tidak terkena terpaan angin langsung, namun tempat seperti itu sulit ditemukan di ketinggian 1500 meter dpl ini.

Ya, itulah sedikit yang bisa kuceritakan tentang Kebun Kaligua di hari kedua kerja lapangan. Ekstrem dan ekstrem.

Brebes,

Rabu, 24 Januari 2012

Alif Mubarak Ahmad

No comments:

Post a Comment