Monday, August 24, 2009

ORGANISASI KEMAHASISWAAN: DARI DULU HINGGA KINI

ORGANISASI KEMAHASISWAAN: DARI DULU HINGGA KINI
Oleh Alif Mubarak Ahmad
Mahasiswa merupakan generasi muda Indonesia yang penuh inovasi, penuh kreasi, penuh ide, penuh inspirasi, dan penuh energi. Mereka adalah benih-benih potensial yang dimiliki oleh negara, yang kelak akan menggantikan generasi yang sudah tua. Generasi muda diharapkan mampu membuat suatu perubahan yang berarti bagi negaranya. Khususnya pada negara kita Indonesia tercinta ini, yang sungguh-sungguh memerlukan generasi muda yang penuh potensi. Karena kondisi Indonesia yang sedang berkembang ini benar-benar memerlukan dukungan dari pemuda aktif-kreatif yang mampu berperan serta dalam membangun bangsa ini. Dalam jiwa seorang mahasiswa terdapat suatu semangat yang membara, semangat muda yang tak dimiliki oleh generasi tua. Mahasiswa selalu ingin dan bertekad untuk maju dan terus maju, menuju sebuah kesempurnaan yang takkan pernah dicapai sekaligus, tapi secara berangsur-angsur. Sehingga peran mahasiswa dalam kemajuan bangsa tak perlu diragukan lagi!

Misalnya dalam perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan para penjajah yang busuk. Mahasiswa berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sebut saja, Budi Utomo yang berdiri pada tahun 1908 yang merupakan pelopor organisasi mahasiswa. Didirikan oleh Dr. Soetomo, alumni STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) beserta beberapa pemuda, antara lain: Goenawan Mangoenkoesoemo, Goembrek, Saleh, dan Soeleman. Pemuda-pemuda yang tergabung dalam Budi Utomo tersebut memikirkan bagaimana nasib rakyat Indonesia yang pada saat itu tengah dijajah oleh pemerintah Hindia Belanda dan bagaimana jalan keluar dari keadaan yang meneyedihkan tersebut. Setelah berdirinya Budi Utomo, muncullah berbagai organisasi mahasiswa lainnya. Dan ketika para pemuda sadar bahwa Indonesia tidak akan pernah lepas dari penjajahan, kecuali kalau seluruh rakyat bersatu padu dalam satu kesatuan, maka diadakanlah sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Tetapi sebelum diadakannya Sumpah Pemuda, diadakan Kongres Pemuda terlebih dahulu. Kongres Pemuda I pada tanggal 30 April 1926 di Jakarta yang dihadiri oleh perwakilan dari berbagai organisasi pemuda dan mahasiswa seperti Jong Java, Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Minahasa Bond, dan Jong Batakse Bond. Kongres Pemuda I tersebut menghasilkan beberapa keputusan penting, antara lain sebagai berikut:
  1. mengusulkan agar semua perkumpulan dan organisasi pemuda bersatu dalam satu organisasi pemuda Indonesia.
  2. mempersiapkan kongres Pemuda Indonesia II.
Kemudian, didirikanlah organisasi pemuda yang menyatukan organisasi-organisasi pemuda dalam satu kesatuan, yang dinamakan Pemuda Indonesia. Dan tak lama setelah didirikannya organisasi Pemuda Indonesia, diadakanlah Kongres Pemuda II, yang menghasilkan Sumpah Pemuda:
SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928
Sejak saat itu, pemuda Indonesia mulai bersatu: satu tumpah darah, satu bangsa, dan satu bahasa. Pergerakan Pemuda sebelum kemerdekaan Indonesia sangat berpengaruh dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, pemuda Indonesia, khususnya dari kalangan mahasiswa, tetap berperan serta dalam organisasi yang senantiasa dinamis. Sebut saja Gerakan Pemuda Islam (1945), Ikatan Putra Putri Indonesia (1945), Himpunan Mahasiswa Islam (1947), dan lain-lain. Pada masa orde baru, organisasi-organisasi pemuda banyak berpecah belah karena adanya larangan dari Presiden Suharto terhadap organisasi kemahasiswaan dan pemuda yang terlalu menjurus pada politik. Namun demikian, walaupun terpecah-belah, pemuda dan mahasiswa pada saat itu senantiasa berjuang untuk kejayaan organisasi pemuda. Sehingga tidak dapat dikatakan bahwa organisasi pemuda pada saat itu telah musnah.
Pada era reformasi, organisasi pemuda ikut berperan serta dalam mengkritisi kebijakan pemerintah. Banyak aksi demokrasi-demokrasi yang sering terjadi saat adanya isu-isu miring tentang pemerintah. Seperti kenaikan harga BBM, pengadaan bantuan langsung tunai, konversi minyak tanah ke Elpiji, dan lan sebagainya. Sepertinya organisasi mahasiswa tidak fokus pada pengembangan karakteristik mahasiswa itu sendiri, tapi malah ikut campur dalam kebijakan pemerintah yang bukan hak mereka.
Ya, begitulah keadaan organisasi mahasiswa pada era reformasi yang gila-gilaan ini. Saya harap di masa yang akan datang, para mahasiswa dan pemuda akan dapat menunjukkan kiprahnya dalam berbagai organisasi kemahasiswaan dan menyumbangkan yang terbaik bagi bangsa dan negara tercinta ini. Agar nantinya Indonesia dapat menjadi lebih baik dan lebih maju daripada sebelumnya. Mudah-mudahan ini semua bisa terwujud! Amin.
Yogyakarta, 18 Agustus 2009
Alif Mubarak Ahmad
Fakultas Pertanian UGM
Agribisnis 2009
1

No comments:

Post a Comment