Friday, September 10, 2010

Akal semata tak cukup untuk bekal hidup manusia

Manusia diilhami oleh Allah dengan akal. Suatu hal yang menjadikan manusia setingkat lebih tinggi dibandingkan binatang. Kinerja akal manusia tersebut menentukan seberapa jauh perbedaan derajat tersebut. Boleh jadi manusia menjadi lebih tinggi daripada hewan. Juga bisa jadi manusia lebih rendah kedudukannya daripada binatang. Semuanya bergantung pada cara manusia mempergunakan akal yang telah dianugerahkan padanya.

Dalam kenyataannya, akal manusia semata tidaklah cukup untuk menjadi satu-satunya bekal manusia menempuh perjalanan hidupnya. Manusia memerlukan petunjuk lain yang tidak dapat diketahui dengan hanya mengandalkan akal semata. Sehingga Allah dengan rahmat-Nya menurunkan petunjuk berupa hidayah yang disampaikan melalui tangan Rasul-Nya.

Terhadap petunjuk hidayah ad-diin ini, manusia menunjukkan berbagai macam sikap dalam menghadapinya. Sebagian manusia menerima hidayah itu dengan senang hati, dengan sikap taat dan patuh. Sebagian lainnya enggan, atau bahkan menolak hidayah tersebut dengan alasan atau tanpa alasan. Memang hidayah ad-diin ini tidaklah dapat diperoleh dengan mudah. Tidak seperti akal yang secara built-in telah ada dalam diri manusia. Hidayah ad-diin ini diperoleh dengan adanya sebuah perjuangan: perjuangan untuk mencari atau untuk mematuhi dan mentaati serta perjuangan dalam mempertahan keberadaannya.

No comments:

Post a Comment