Tuesday, August 17, 2010

Pemuda Generasi Harapan: tuntutan kualitas dan produktivitas

Sebagian besar manusia dalam hidupnya akan melewati 5 fase besar. Fase pertama adalah fase kanak-kanak. Diikuti oleh fase pubertas yang merupakan masa transisi antara kanak-kanak dengan remaja. Dilanjutkan dengan fase remaja yang merupakan fase puncak kekuatan dan semangat. Lalu memasuki fase dewasa dan akhirnya menginjak masa tua. Tidak semua orang melalui kelima fase ini dalam hidupnya karena ajal dapat datang sewaktu-waktu.

Di antara kelima fase kehidupan ini, masa remaja merupakan masa keemasan bagi seseorang. Masa muda merupakan masa ketika kekuatan dan semangat seseorang telah mencapai klimaksnya. Masa muda adalah masa yang sangat menentukan kehidupan seseorang di masa-masa setelahnya. Siapa yang baik di masa mudanya maka akan baik pula di masa dewasa dan masa tuanya, walaupun bisa saja dia menjadi buruk di masa tuanya jika Allah menghendaki.

Masa muda juga menjadi suatu masa yang penuh ujian dan cobaan kehidupan. Layaknya waktu siang tatkala matahari sudah berada di atas. Terasa teriknya sangat panas menyengat kulit namun bumi menjadi terang dengan sinarnya. Begitulah masa muda yang penuh cobaan. Apalagi di zaman sekarang yang penuh dengan godaan-godaan dunia, manusia yang semakin rusak moralnya, dan teknologi yang melalaikan dan membuat terlena. Akankah para pemuda terlena dengan semua godaan yang muncul? Apabila cobaan demi cobaan berhasil dilalui dengan sebaik-baiknya maka akan terasa hasil yang memuaskan.

Masa muda juga mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan masa tuanya. Allah menilai ibadah di masa muda dengan harga yang mahal dibandingkan di masa tua. Bahkan Allah menjanjikan naungan di hari yang tidak ada nanungan selain naungan-Nya kepada pemuda yang tumbuh berkembang dalam ketaatan dan beribadah pada Allah Ta'ala. Bayangkan ketika seseorang berada di masa muda yang penuh dengan godaan dan tawaran-tawaran menggiurkan, ia dapat tetap memfokuskan dirinya pada ibadah dan berbuat kebaikan. Ini merupakan sebuah nilai plus yang tidak ditemukan pada seseorang di masa tuanya. Sehingga pemuda dituntut untuk senantiasa meningkatkan kualitas dirinya baik dari segi ibadah maupun sumbangsih untuk kemajuan dan perkembangan bangsa menuju arah yang lebih baik. Jangan sampai timbul penyesalan pada saat langkah mulai gontai dan kekuatan tak lagi sekuat dulu serta badan yang mulai melemah karena tidak memanfaatkan masa muda dengan maksimal.

Masa muda merupakan puncak produktivitas manusia dalam perbuatannya. Kita dapat melihat pada orang-orang terdahulu yang menunjukkan produktivitasnya pada usia yang begitu muda. Thariq bin Ziyad yang telah menaklukkan Konstantinopel pada usia yang sangat muda: 17 tahun. Usamah bin Zaid yang telah memimpin pasukan perang pada usia 14 tahun. Mereka adalah orang-orang yang mampu memanfaatkan masa mudanya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas diri mereka sehingga mereka bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya pada usia yang begitu muda. Akankah kita meneladani mereka?

Pemuda saat ini adalah pemimpin di masa yang akan datang. Mereka adalah cikal bakal generasi di masa depan. Mereka harus dididik dengan pendidikan yang baik. Jangan sampai pemuda yang merupakan sosok masa depan menjadi berantakan, rusak moralnya, dan buruk akhlaknya karena pemuda adalah cerminan masa depan suatu bangsa. Generasi tua tidak mungkin terus-menerus memimpin bangsa ini karena mereka akan menemui ajalnya suatu saat nanti. Pemuda haruslah terus berupaya meningkatkan nilai dan kemampuan dirinya untuk mempersiapkan masa depan bangsa. Juga para orang tua haruslah mendidik anak-anaknya untuk menjadi generasi penerus yang berkualitas, yang tidak terlena dengan tipuan-tipuan dunia yang fana ini. Sehingga akan terwujud suatu generasi yang baik pada bangsa ini, sebuah generasi harapan bangsa yang menjadikan bangsa ini lebih baik dan semakin baik.

No comments:

Post a Comment